Perencanaan Pembelajaran dalam Lingkup Satuan Pendidikan

SD Negeri Ciora mengembangkan perencanaan pembelajaran berdasarkan refleksi yang telah dilakukan dan pencarian sumber-sumber lain yang diperoleh tanpa mengabaikan prinsip-prinsip penyusunan serta dapat menjadi inspirasi untuk dapat diterapkan pada satuan pendidikan lainnya. Selain itu, SD Negeri Ciora memanfaatkan teknologi di dalam menyusun perencanaan pembelajaran untuk menghasilkan proses pembelajaran yang inovatif. Rangkaian kegiatan perencanaan pembelajaran SD Negeri Ciora dilaksanakan melalui In House Training (IHT) pada awal tahun ajaran 2024/2025.

Perencanaan pembelajaran lingkup satuan pendidikan di SD Negeri Ciora diawali dengan mencermati dokumen capaian pembelajaran (CP). CP disajikan per fase, yaitu fase A untuk kelas I dan II, fase B untuk kelas III dan IV, dan fase C untuk kelas V dan VI. Pendidik dalam fase yang sama berkolaborasi untuk menurunkan capaian pembelajaran fase ke dalam tujuan-tujuan pembelajaran.

Tujuan-tujuan pembelajaran selanjutnya dipetakan ke tujuan pembelajaran yang akan dicapai per kelas. Rangkaian tujuan-tujuan pembelajaran per kelas tersebut disusun menjadi alur tujuan pembelajaran (ATP).

Contoh pemetaan tujuan pembelajaran untuk penyusunan ATP:

Mata Pelajaran:Pendidikan Pancasila
Fase:B
Materi:Makna sila Pancasila
Tujuan Pembelajaran:Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik.
#Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapaiKelasSemester
1.1Memahami dan menjelaskan makna sila pertama Pancasila melalui studi literatur dari berbagai sumber31
1.2Memahami dan menjelaskan makna sila kedua Pancasila melalui studi literatur dari berbagai sumber31
1.3Memahami dan menjelaskan makna sila ketiga Pancasila melalui studi literatur dari berbagai sumber31
1.4Memahami dan menjelaskan makna sila keempat Pancasila melalui studi literatur dari berbagai sumber31
1.5Memahami dan menjelaskan makna sila kelima Pancasila melalui studi literatur dari berbagai sumber31

Mata Pelajaran:Pendidikan Pancasila
Fase:B
Materi:Penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran:Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik.
#Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapaiKelasSemester
1.6Menceritakan makna sila pertama Pancasila melalui eksplorasi lingkungan dengan percaya diri31
1.7Menceritakan makna sila kedua Pancasila melalui eksplorasi lingkungan dengan percaya diri31
1.8Menceritakan makna sila ketiga Pancasila melalui eksplorasi lingkungan dengan percaya diri31
1.9Menceritakan makna sila keempat Pancasila melalui eksplorasi lingkungan dengan percaya diri31
1.10Menceritakan makna sila kelima Pancasila melalui eksplorasi lingkungan dengan percaya diri31

Mata Pelajaran:Pendidikan Pancasila
Fase:B
Materi:Penerapan nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
Tujuan Pembelajaran:Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
#Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapaiKelasSemester
1.11Menceritakan penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga sesuai pengalaman sehari-hari41
1.12Menceritakan penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah sesuai pengalaman sehari-hari41
1.13Menceritakan penerapan nilai-nilai Pancasila di lingkungan masyarakat sesuai pengalaman sehari-hari41

Strategi yang digunakan dalam pembelajaran tatap muka yaitu pembelajaran berbasis aktivitas, studi literatur, dan studi lingkungan

  1. Problem Based Learning (PBL)
    Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran menggunakan kemampuan berpikir wpeserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual. Tujuan PBL untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan nyata, pengintegrasian konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi, keinginan belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan
  2. Project Based Learning (PjBL)
    Model pembelajaran berbasis projek merupakan model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok maupun mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain
  3. Discovery/Inquiry Learning
    Model pembelajaran penemuan adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai pada suatu kesimpulan. Penemuan terjadi jika peserta didik terlibat dalam penggunaan proses mental untuk menemukan konsep dan prinsip. Penemuan dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi.

SD Negeri Ciora bermitra dengan profesional terkait untuk melakukan asesmen terhadap peserta didik sehingga dapat merencanakan pembelajaran yang tepat sesuai kebutuhan peserta didik. Diharapkan peserta didik berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensi dan kemampuannya secara optimal.

SD Negeri Ciora menyelenggarakan asesmen diagnostik dengan profesional terkait untuk mendiagnosis peserta didik yang terindikasi memiliki kebutuhan khusus. Setelah hasil asesmen diagnostik didapatkan, sekolah mengomunikasikan kepada orang tua yang bersangkutan guna mengambil langkah strategis dalam mendampingi peserta didik belajar. Sekolah mengajukan penyediaan guru pembimbing khusus untuk mendampingi peserta didik belajar di kelas. Hasil asesmen diagnostik digunakan oleh pendidik untuk merencanakan pembelajaran berdiferensiasi (inklusif).

Pendidik juga melakukan penyesuaian kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Penyelenggaraan pembelajaran berdiferensiasi/ inklusif dievaluasi setiap semester.

Perencanaan Pembelajaran dalam Lingkup Kelas

Asesmen yang dilaksanakan di SD Negeri Ciora sebagai bagian terpadu dengan proses pembelajaran sebagai umpan balik atas proses belajar dancpencapaian siswa. Asesmen yang dilaksanakan meliputi asesmen formatif dan asesmen sumatif.

  1. Asesmen formatif awal pembelajaran dilaksanakan untuk merancang pembelajaran yang akan dilaksanakan agar sesuai dengan kesiapan peserta didik. Pendidik memberikan pretest dalam bentuk tes tertulis/ observasi/ wawancara/ keterampilan atau cara lain yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
  2. Asesmen formatif selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik guna menentukan langkah perbaikan pembelajaran. Pendidik melakukan asesmen dalam bentuk tes tertulis/observasi/wawancara/ keterampilan/catatan anekdot atau cara lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran
  3. Asesmen sumatif dilaksanakan pada akhir lingkup materi dan akhir semester memastikan ketercapaian seluruh tujuan pembelajaran. Pendidik melakukan asesmen dalam bentuk tes tertulis/produk/portofolio/kinerja atau cara lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran
  4. Asesmen sumatif akhir fase (tentatif) dilakukan di akhir fase kelas 2, kelas 4, dan kelas 6 dengan tujuan untuk mengukur ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran dan/atau capaian pembelajaran pada fase tersebut. Asesmen akhir fase diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan

SD Negeri Ciora menentukan kriteria atau indikator tujuan pembelajaran dengan pendekatan:

  1. Menggunakan deskripsi sehingga apabila peserta didik tidak mencapai kriteria tersebut maka dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran dan memerlukan intervensi untuk mencapai tujuan pembelajaran
  2. Menggunakan rubrik yang dapat mengidentifikasi sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Tahapan pencapaian meliputi Baru Berkembang, Layak, Cakap, dan Mahir. Setiap tahapan pencapaian memiliki deskripsi kriteria
  3. Menggunakan skala atau interval nilai ketercapaian tujuan pembelajaran

Pengolahan hasil asesmen untuk pelaporan setiap akhir semester dengan cara mengolah hasil asesmen sumatif (data kuantitatif) dan menggunakan hasil asesmen formatif (data kualitatif) sebagai deskripsi ketercapaian Capaian Pembelajaran.

Kriteria kenaikan kelas SD Negeri Ciora tahun ajaran 2024/2025 adalah sebagai berikut:

  1. Peserta didik mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada setiap mata pelajaran dan/atau dengan penyesuaian pada peserta didik berkebutuhan khusus dibuktikan dengan dokumen rapor
  2. Peserta didik menyelesaikan 2 tema projek penguatan profil pelajar Pancasila dibuktikan dengan dokumen rapor projek
  3. Peserta didik memiliki nilai ekstrakurikuler wajib minimal baik
  4. Peserta didik mengikuti pembelajaran minimal 95% kecuali dalam keadaan force majeure . (Kondisi force majeure diterangkan dalam Peraturan Akademik SD Negeri Ciora)
  5. Pada kondisi khusus, prestasi akademik dan non akademik dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas

SD Negeri Ciora memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan kegiatan projek sesuai dengan minat dan karakteristik daya dukung lingkungan. Pendidik sebagai fasilitator agar peserta didik dapat mengembangkan dimensi Profil Pelajar Pancasila melalui rangkaian proses kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila meliputi aktivitas pengenalan tema, kontekstualisasi (penggalian masalah), aksi (merancang peran penyelesaian masalah), refleksi, dan tindak lanjut.

Aktivitas pengenalan dilakukan dengan cara pendidik memberikan gambaran umum tentang tema projek. Peserta didik melaksanakan kegiatan projek dengan 2 tema yang berbeda untuk satu tahun ajaran. Secara rinci pilihan tema yang dikembangkan di SD Negeri Ciora sebagai berikut:

Gaya Hidup Berkelanjutan

Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya.

Melalui projek ini, peserta didik kelas II dan IV SD Negeri Ciora diharapkan dapat bersikap ramah lingkungan. Peserta didik kelas II menghasilkan produk inovasi pengolahan sampah plastik. Peserta didik kelas IV menghasilkan produk inovasi yang ramah lingkungan. Dalam pelaksanaan projek, peserta didik dibagi dalam kelompok beranggotakan 4 orang dan dapat memilih topik diantaranya:

  1. Pencemaran udara
  2. Pencemaran sungai
  3. Perlindungan sumber air
  4. Pencemaran tanah akibat pestisida
  5. Pengolahan sampah anorganik
  6. Kekurangan lahan hunian

Sebagai panduan pendidik, disajikan fokus dimensi yang dikembangkan serta elemen dan sub elemen serta capaian akhir fase yang pada tema Gaya Hidup Berkelanjutan

Bhinneka Tunggal Ika

Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan.

Melalui projek ini, peserta didik kelas I dan IV SD Negeri Ciora diharapkan bertoleransi terhadap keberagaman agama dan budaya serta berbudaya damai dan anti kekerasan. Peserta didik direncanakan untuk menyajikan seni pertunjukan kreatif. Dalam pelaksanaan projek, peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok.

Peserta didik kelas I dapat memilih topik diantaranya:

  1. Keragaman agama
  2. Kesetaraan gender
  3. Kesenjangan sosial ekonomi

Peserta didik kelas IV dapat memilih topik diantaranya :

  1. Menghargai keunikan individu
  2. Toleransi beragama
  3. Kesetaraan gender
  4. Kekurangan lahan hunian

Pengerucutan isu dalam topik akan dikembangkan oleh peserta didik selama proses pelaksanaan projek. Sebagai panduan pendidik, disajikan fokus dimensi yang dikembangkan serta elemen dan sub elemen serta capaian akhir fase yang pada tema Bhinneka Tunggal Ika.

Bangunlah Jiwa dan Raganya

Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya. Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Melalui projek ini, peserta didik kelas I SD Negeri Ciora diharapkan terampil memelihara kesehatan fisik dan mental. Peserta didik kelas I direncanakan untuk menghasilkan produk bahan kampanye mengenai kesehatan jasmani. Dalam pelaksanaan projek, peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan dapat memilih topik diantaranya:

  1. Kesehatan gigi
  2. Kesehatan mata
  3. Kebersihan tangan

Sebagai panduan pendidik, disajikan fokus dimensi yang dikembangkan serta elemen dan sub elemen serta capaian akhir fase yang pada tema Bangunlah Jiwa dan Raganya.

Kewirausahaan

Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuh kembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.

Melalui projek ini, peserta didik kelas V SD Negeri Ciora diharapkan mampu mengembangkan jiwa wirausaha dengan mengolah potensi lokal. Peserta didikdirencanakan untuk menghasilkan produk kreatif yang bernilai jual. Peserta didik dapat memilih topik diantaranya olahan makanan dan pengolahan limbah.

Sebagai panduan pendidik, disajikan fokus dimensi yang dikembangkan serta elemen dan sub elemen serta capaian akhir fase yang pada tema Kewirausahaan

Kearifan Lokal

Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Melalui projek ini, peserta didik kelas II dan V SD Negeri Ciora diharapkan mampu mengeksplorasi budaya dan kearifan lokal di Kota Cilegon. Peserta didik kelas II direncanakan menyajikan seni pertunjukan kearifan lokal seperti Pawai, Marhabanan, dan Panjang Mulud. Peserta didik kelas V direncanakan menghasilkan karya batik. Sebagai panduan pendidik, disajikan fokus dimensi yang dikembangkan serta elemen dan sub elemen serta capaian akhir fase yang pada tema Kearifan lokal.

Aktivitas kontekstualisasi dilakukan dengan cara pendidik mengajak peserta didik untuk menggali permasalahan melalui kegiatan observasi, studi literatur, wawancara, maupun studi kasus secara terbimbing. Pendidik menyediakan pertanyaan pemantik yang memandu peserta didik untuk melalui proses kontekstualisasi secara aktif sesuai dengan pemahaman dan minatnya. Aktivitas ini mengajak peserta didik untuk menentukan fokus permasalahan yang akan diselesaikan sesuai dengan tema yang dipilih. Peran pendidik dalam aktivitas aksi sebagai fasilitator dan konsultan sehingga peserta didik dapat mengambil peran yang tepat dalam penyelesaian masalah. Setelah peserta didik merancang dan melaksanakan aktivitas aksi, pendidik memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi dan tindak lanjut. Alur pengelolaan projek penguatan profil pelajar Pancasila setiap semester disajikan dalam tabel berikut: